Ely : Santri Harus Sering Membaca, Menulis, dan Berinteraksi
|
Probolinggo - Santri dapat mengawasi pemilu dari media sosial, karena santri pun merupakan bagian dari lapisan masyarakat yang dapat mengawasi pemilu. Terutama secara digital atau media sosial. Santri di era ini dinilai mempunyai peran dalam dunia politik khususnya kepemiluan. Itulah kesimpulan yang dapat diambil dari giat Sekolah Demokrasi dan Kebangsaan (SDWK) di Universitas Nurul Jadid, Paiton pada Rabu, 3 November 2021. Sebuah materi yang sangat menarik disampaikan oleh Kordiv Kehumasan Bawaslu Jatim yaitu Ibu Nur Ellya Anggraeni atau sering disapa Bu Ely.
Dalam pemilu 2019 dan pemilu 2024 yang akan datang, diperkirakan pelanggaran pemilu akan semakin marak. Hoax, hate speech, cyber crime dan black campaign di media sosial berpotensi menggiring opini masyarakat sehingga pelanggaran pun akan semakin meluas.
"Perlu adanya pengawasan yang lebih luas lagi untuk mencegah itu semua. Oleh karena kita semua, termasuk santri adalah bagian dari dunia digital. Sehingga apapun itu pelanggarannya diharapkan sesegara mungkin kita laporkan ke lembaga pengawas pemilu yaitu Bawaslu"
"Kemampuan membaca dengan cermat, menulis dengan tepat dapat mendorong santri untuk menjadi pengawas pemilu mendatang" jelas Ibu Ely.
"Saring sebelum sharing itulah hal yang perlu dilakukan ketika kita mendapat informasi" pesan Bu Ely. Kemudian langkah selanjutnya yaitu jangan mudah percaya, perhatikan judul dan isi, periksa sumbernya serta cek ricek sumber lain yang tertera.
Kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan membuka mata masyarakat khususnya peserta SDWK yang sebagian besar adalah santri. Dan dapat menyadarkan tentang kecakapan digital. Bahwa mengawasi pemilu tidak hanya melalui Bawaslu saja, pun semua masyarakat dapat mengawasi pemilu di media sosial.
Tag
Berita